Bango Samparan, seorang penjudi dari Karuman. Suatu hari, dia kalah judi, ditagih tak bisa membayar. Dia kemudian pergi bertapa di Rabut Jalu.

Di sana, dia mendengar suara dari langit yang menyuruhnya pulang ke Karuman. Kata suara itu: “Anak saya yang akan melunasi utangmu. Namanya Ken Angrok.”

Bango Samparan pun pulang. Dia berjalan semalaman sampai akhirnya bertemu anak yang dimaksud. Dia bawa pulang anak itu dan jadi anak angkat.

Besoknya, Bango Samparan mengajak Ken Angrok pergi ke tempat judi. Di sana, dia diajak berjudi oleh malandang. Dia menang. “Sungguh pertolongan dewa,” pikirnya.

Bango Samparan kemudian pulang bersama Ken Angrok.

Gambaran tentang perjudian itu muncul dalam Serat Pararaton. Adegan ini menjadi penggambaran kehidupan awal Ken Angrok sebelum menjadi raja di Tumapel (Singhasari).

Baca juga: Ken Angrok dan Tradisi Kurban di Nusantara

Kendati mengisahkan kejadian abad ke-13 hingga Kerajaan Majapahit, Pararaton ditulis bukan pada periode yang sama.

Dalam Masa Akhir Majapahit, arkeolog Hasan Djafar menyebut Pararaton ditulis pada masa akhir Majapahit. Patokannya adalah peristiwa gunung Meletus 1403 Saka (1481 M) yang disebutkan pada bagian akhir naskah. Berarti, Pararaton ditulis tak lama setelah 1403 Saka, yakni masa pemerintahan Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya.

Perjudian seperti dilakukan Bango Samparan, tokoh dalam Pararaton, telah ada sejak masa Jawa Kuno. Tak diketahui bagaimana Bango Samparan dan teman-temannya bermain judi. Namun, dari sumber-sumber lain bisa diketahui cara berjudi orang Jawa Kuno bermacam-macam.

Contohnya, Mahabharata menceritakan perjudian terkenal antara Duryodana dari Kurawa dan Yudhistira mewakili Pandawa. Episode cerita ini tergambar dalam relief Parthayajna di dinding Candi Jago, Malang.

Baca juga: Menapak Tilas Ken Angrok

Pada relief, empat tokoh digambarkan berjudi di balai-balai. Di sisi kiri terlihat tokoh Duryodana didampingi Sengkuni. Di belakang mereka berdiri tiga anggota keluarga Kurawa. Berhadapan dengan Yudhistira yang didampingi Arjuna. Tiga anggota Pandawa lainnya berdiri di luar balai-balai.

Tak jelas alat judi yang mereka mainkan. Namun, terlihat ada bidang datar persegi panjang dengan beberapa benda kecil di atasnya. Dwi Cahyono, arkeolog dan pengajar sejarah Universitas Negeri Malang, menafsirkan itu sebagai perjudian menggunakan dadu.

“Apabila dibandingkan dengan permainan dadu sekarang, itu mengingatkan kepada ‘lapak dadu’, tempat petaruh memasang taruhannya,” kata Dwi.

Jika relief candi mengambil kisah dari kesusastraan India menampilkan judi dadu, maka berbeda halnya dengan perjudian yang disebut dalam beberapa prasasti. Agaknya ada perbedaan antara perjudian di India dengan di Jawa pada masa kuno.

Dzulfiqar Isham dalam “Perjudian pada Masa Jawa Kuno: Sumber Prasasti Abad ke-8 Hingga ke-13”, skripsi jurusan arkeologi Universitas Indonesia tahun 2015, menunjukkan bentuk perjudian yang paling banyak disebutkan dalam prasasti adalah sabung ayam.

Lebih dari sepuluh prasasti dari era Jawa Kuno yang menyebutkan judi sabung ayam. Di antaranya Prasasti Wangwang Bangen (824 M), Prasasti Waharu Kuti (840 M), Prasasti Kancana (860 M), Prasasti Waharu I (873 M), Prasasti Telang I (903 M), Prasasti Kubu-Kubu (905 M), Prasasti Sangsang (907 M), Prasasti Kaladi (909 M), Prasasti Timbanan Wungkal (912 M), Prasasti Sugih Manek (915 M), Prasasti Harinjing B (921 M), Prasasti Sangguran (928 M), Prasasti Gulung-Gulung (929 M), Prasasti Linggasuntan (929 M), Prasasti Turryan (929 M), Prasasti Cunggrang I (929 M), Prasasti Cunggrang II (929 M), Prasasti Poh Rinting (929 M), Prasasti Jru-jru (930 M), Prasasti Waharu IV  (931 M), Prasasti Anjukladang (935 M), Prasasti Gandhakuti (1042 M), Prasasti Pupus (1100 M), Prasasti Talan (1136 M), Prasasti Tuhanaru (1323 M), dan Prasasti Pabuharan (-).

Baca juga: Perang Ayam

Sedangkan bentuk perjudian lain hanya muncul sesekali di dalam prasasti, seperti adu burung merpati dalam Prasasti Waharu Kuti, adu babi dalam Prasasti Taji (901 M) dan Padlegan I (1116 M), serta adu kambing dalam Prasasti Hantang (1135 M).

Pemerintah Jawa Kuno membentuk pejabat khusus untuk mengawasi perjudian. Isham menyebutkan pejabat yang disebut malandang, lca, lěbělěb, dan taji. Malandang adalah pengawas perjudian sabung ayam. Lca adalah asistennya. Taji diperkirakan petugas yang menangani senjata pada kaki ayam (taji). Sedangkan lěbělěb adalah pengawas perjudian atau bisa juga diartikan tukang jagal.

Istilah malandang muncul pula dalam Pararaton. Malandang, menurut Dwi Cahyono, adalah bandar sekaligus pengawas judi.

Baca juga: Pejabat Pajak Menyeleweng

Ada juga yang disebut dengan juru judi atau tuha judi. Artinya pemimpin, kepala, dan pengawas perjudian. Tugasnya menjadi koordinator penarik pajak perjudian.

Juru judi termasuk pejabat abdi dalem kerajaan yang digaji oleh raja atau sebutannya mangilala drwaya haji. Jadi, ia bukan hanya bertugas menarik pajak. “Namun juga sebagai pejabat yang ditunjuk raja untuk mengurus perjudian,” tulis Isham.

Juru judi berada di urutan teratas dalam sistem perjudian di dalam kerajaan. Penyebutannya dalam prasasti biasanya bersebelahan dengan juru jalir atau kepala prostitusi. Di antaranya seperti disebutkan dalam Prasasti Kancana dan Prasasti Hring (937 M).

Baca juga: Jabatan untuk yang Berjasa

Selain diatur oleh petugas khusus, izin berjudi juga menjadi hak istimewa yang diberikan kepada seseorang, biasanya yang berjasa kepada raja atau penguasa. Misalnya disebutkan dalam Prasasti Panumbangan 1 (1140 M): “…boleh berjudi di balai-balai, boleh berjudi di tempat belajar agama,…”

Prasasti Talan (1136 M) juga menyebut: “…boleh berjudi di balai,...” Balai untuk berjudi mungkin seperti di relief Parthayajna, Candi Jago.

Kendati begitu perjudian pada masa Jawa Kuno masuk dalam daftar kejahatan versi kitab Purwadhigama (abad ke-9).

Sebagaimana dijelaskan epigraf Boechari dalam Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti, kitab ini membagi tindak pidana dan perdata kedalam 18 jenis kejahatan yang disebut astadasawyawahara, salah satunya totohan prani dan totohan tan prani atau taruhan dan perjudian.

Baca juga: Pejabat yang Bersyahwat Tinggi

Sejarah Pandawa Versi Jawa

Belanja di App banyak untungnya:

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,

Bangsa Romawi adalah penduduk kota Roma. Kota Roma dimulai dari perkampungan kecil di bukit-bukit Palatine dan Aventine. Diceritakan bahwa Romulus adalah raja pertama Roma, dan pendirian Roma secara tradisional terjadi pada 753 SM. Menurut legenda, Romulus merupakan keturunan pahlawan Troya, Aineias, yang bermigrasi ke Latium (Italia) setelah kejatuhan Troya.

Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja. Raja ketujuhnya dikudeta dan rakyat Romawi menggantikannya dengan sistem pemerintahan republik pada 510 SM, sehingga Kerajaan Romawi berubah menjadi Republik Romawi. Pada masa kerajaan, tiga raja terakhir Romawi berasal dari bangsa Etruria (Toscana modern). Pada waku itu, bangsa Etruria adalah orang-orang yang paling kuat dan berpengaruh. Bangsa Etruria juga mengajari bangsa Romawi mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni, dan agama.

Romawi memenangkan serangkaian perang melawan musuh maupun sekutunya sendiri di daerah Latium. Pada abad ketiga SM, Romawi sukses menaklukan sebagian besar semenanjung Italia. Taras (kelak Tartentum) meminta Pirrhos dari Epiros untuk membebaskan kota-kota Yunani di Italia yang dikuasai oleh Romawi. Pirrhos memenangkan beberapa pertempuran (281-275 SM), namun kehilangan banyak sekali pasukan. Karenanya, Pirrhos pernah berkata, "jika sekali lagi kita menang, kita tetap akan dihancurkan oleh Romawi". Hingga kini, ungkapan "Kejayaan Pirrhos" diucapkan untuk menyatakan suatu kemenangan dengan pengorbanan yang besar.

Pada akhirnya, Romawi mengalahkan Yunani pada Pertempuran Beneventum (275 SM), dan Pirrhos harus angkat kaki dari Italia.

Pada saat kampanye militer Pirrhos di Italia dan Sisilia, Kartaghe merupakan sekutu Romawi, karena Pirrhos juga menyerang kota Kartaghe di Sisilia. Tetapi, di kemudian hari Romawi tertarik untuk menguasai Spanyol dan kepulauan Sardinia dan Korsika, yang saat itu dikendalikan oleh Kartaghe. Maka Kartaghe pun berkonfrontasi melawan Romawi dan terjadilan Perang Punik Pertama (264-241 SM). Pada akhirnya Kartaghe terpaksa harus menyetujui perjanjian dari Romawi.

Yang paling terkenal adalah Perang Punik Kedua (218-201 SM) ketika Kartaghe dipimpin oleh jenderal Hannibal Barca. Dengan membawa pasukan besar dari Kartaghe, Hannibal menginvasi Italia dan mengalahkan banyak legion Romawi. Hannibal menggunakan strategi serangan kejutan dan memenangkan pertempuran di Sungai Trebia (218 SM) dan di Danau Trasimene (217 SM). Pada Pertempuran Cannae, Hannibal kembali menunjukkan kehebatannya. Sementara Hannibal memimpin pasukan utamanya untuk menahan pasukan Romawi, sisa pasukannya mengelilingi pasukan Romawi dan memotong jalan keluar mereka. Pasukan Romawi lalu dihantam baik dari belakang maupun dari kedua sayap. Semua konsul dan dua mantan konsul Romawi terbunuh dalam pertempuran itu.

Romawi mengalami kerugian yang hebat namun mereka tidak menyerah pada Hannibal. Romawi lalu menunjuk salah satu jenderalnya, Quintus Fabius Maximus Kunktator, sebagai diktator. Strategi Fabius cukup sederhana: ikuti dan ganggu pasukan Hannibal, namun jangan lakukan pertempuran terbuka. Ini adalah jenis perang gerilya. Pada saat yang sama, Romawi mengirim pasukan yang dipimpin oleh Scipio bersaudara untuk menyerang basis Kartaghe di Spanyol, namun mereka terbunuh pada 211 SM. Scipio lain (anak dari salah satu Scipio yang terbunuh, kelak dikenal sebagai Scipio Afrikanus) memimpin serangan susulan dan berhasil menguasai Karthage Nova (Karthage baru) di Spanyol. Dia juga berhasil mengalahkan dan mengusir Hasdrubal Barca (adik Hannibal) dari Spanyol. Hasdrubal berusaha bergabung dengan kakaknya di Italia, namun usahanya digagalkan. Hasdrubal dikalahkan pada Pertempuran Metaurus (207 SM). Dengan perginya Kartaghe dari Spanyol, Scipio mengalihkan perhatiannya ke pusat pemerintahan Kartagahe, yaitu di Afrika. Hannibal tak punya pilihan selain meninggalkan Italia dan kembali ke Kartaghe.

Sebuah pertempuran besar terjadi di Zama pada 202 SM. Hannibal dan Scipio belum pernah bertempur sebelumnya, namun Scipio telah mempelajari taktik dan strategi Hannibal. Kali ini, pasukan kavaleri Romawi jumlahnya lebih banyak, dan Scipio menggunakan metode pengepungan milik Hannibal. Scipio mengirimkan pasukan kavalerinya untuk menyerang pasukan Hannibal dari belakang. Pada akhirnya, Kartaghe lagi-lagi harus menyetujui perjanjian damai hasil bikinan Romawi.

Tetapi, perdamaian dengan Kartaghe tidak menghentikan Romawi untuk mencari daerah jajahan baru di luar Italia. Pada saat kampanye militer Kartaghe di Italia, Filipos V (Philip V) dari Makedonia ikut membantu Kartaghe. Akibatnya Romawi pun menyerang Makedonia. Filipos V dikalahkan pada pertempuran di Kinosefalai (197 SM). Sekutu Filipos, Antioklos dari Suriah dan Asia Minor, juga ikut diserang dan dikalahkan. Di kemudian hari, Romawi kembali berperang melawan Makedonia, kali ini Makedonia dipimpin oleh putra Filipos V, yaitu Perseus. Makedonia dikalahkan pada pertempuran di Pidna (168 SM) dan Makedonia pun menjadi daerah jajahan Romawi.

Sementara itu Kartaghe di Afrika dan Korintus di Yunani bangkit melawan Romawi. Namun Romawi mampu mengalahkan mereka. Pada 146 SM, Romawi membakar habis kota Kartaghe dan Korintus. Romawi juga menjual semua penduduk Korinthos sebagai budak dan mengambil semua benda seni mereka. Dengan demikian, Afrika dan Yunani pun menjadi daerah kekuasaan Romawi.

Pada abad pertama SM, terjadi pemberontakan sipil di kota Roma. Para jenderal Romawi (yang sekalgus merupakan gubernur) saling memperebutkan kekuasaan. Pada 49 SM, terjadi lagi perang sipil antara Julius Caesar dan Pompey Magus. Caesar berhasil mengalahkan Pompey dan kembali ke Roma untuk membuat beberapa perubahan pada sistem politik Romawi. Namun dia dibunuh pada 44 SM. Persekutuan sementara didirikan oleh Oktavianus (keponakan Caesar), dan Markus Antonius (Mark Antony), salah satu anak buah Caesar. Mereka berbagi kekuasaan, Oktavianus memerintah wilayah barat, sedangkan Antonius mengurusi wilayah timur, seperti Yunani dan Suriah. Suatu hari, Antonius jatuh cinta pada Cleopatra, ratu Mesir dan mantan kekasih Caesar. Antonius lalu menceraikan saudari Oktavanianus dan menikahi Cleopatra, akibatnya terjadi perang antara keduanya. Oktavianus berhasil mengalahkan Antonius pada pertempuran laut di Aktium pada 31 SM. Antonius dan Cleopatra lalu bunuh diri.

Sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan, Oktavianus pun menjadi kaisar pertama Romawi pada 30 SM. Pada 27 SM, Oktavianus kembali ke Roma dan mulai melakukan reformasi pemerintahan. Namanya diganti menjadi Augustus Caesar. Romawi akhirnya kembali pulih setelah perang sipil yang panjang. Karya-karya Virgilus dan Ovidius bermunculan pada periode ini.

Selama perang sipil, Romawi memberikan kewarganegaraan Romawi pada para sekutunya, setelah Perang Sosial (91-89 SM). Pada masa Julius Caesar, kewarganegaraan boleh diberikan pada orang non-Italia, misalnya orang Galia, dan pada orang yang ingin tinggal di Kekaisaran Romawi. Salah satu warga Romawi yang terkenal adalah Saulus yang Yahudi, yang kelak dikenal sebagai Rasul Paulus.

Banyak di antara kaisar Romawi yang tak dilahirkan di kota Roma. Mungkin satu-satunya syarat untuk menjadi kaisar Romawi adalah harus warga Romawi. Kadanag, Senat memilih orang sebagai kaisar, namun di lain waktu, kandidat kaisar dicalonkan oleh pasukan Romawi di berbagai provinsi.

Augustus meninggalkan dinasti di Romawi setelah dia meninggal pada 41 M. Dia diteruskan oleh pemerintahan Tiberius (14-37 M), Caligula (37-41 M), Klaudius (41-54 M) dan Nero (54-68 M). Dinasti itu berakhir setelah kaisar Nero wafat pada 68 M. Dia bunuh diri setelah rakyatnya memberontak padanya. Setelah Nero, Romawi dipimpin oleh tiga kaisar dan masa pemerintahan mereka berlangsung pendek.

Pada 69 M, gubernur Romawi, Vespasianus (69-79 M), menjadi kaisar dan mendirikan dinasti yang baru. Di digantikan oleh putranya Titus (79-81 M) dan Domitianus (81-96 M).

Kekaisaran Romawi mencapai level dan stabilitas yang baru ketika dipimpin oleh kaisar Trajanus (98-117 M), Hadrianus (117-138 M) dan Antoninus Pius (138-161 M). Markus Aurelius (161-180 M) harus menjalani serangkaian pertempuran melawan kaum barbar di perbatasan Romawi. Dia digantikan oleh Kommodius, yang dibunuh pada 192 M. Pada abad ketiga M, terjadi gejolak dan pemberontakan di Romawi yang menyebabkan keterpurukan ekonomi.

Kaisar Diocletianus (284-305 M) dan koleganya Maximianus berusaha membangun kembali kekaisaran. Pengganti Diocletianus adalah Konstantius, yang merupakan ayah Constantinus Agung (312-337 M). Adalah Constantinus yang memindahkan ibukota ke Bizantium, yang namanya diganti menjadi Konstantinopel. Constantinus juga menjadikan Nasrani sebagai agama negara, walaupun dia sendiri baru dibaptis menjelang saat-saat kematiannya.

Pada abad keempat Masehi, perbatasan Romawi mendapat tekanan hebat dari kaum barbar, terutama oleh kaum Jerman. Kekaisaran Romawi lalu dibagi menjadi dua (394), dan masing-masing dipimpin oleh putra-putra kaisar Theodosius: Honorius memerintah di Romawi Barat, dan Arkadius berkuasa di Romawi Timur. Ada dua kelompok kaum Goth yang paling merusak Romawi, yaitu Visigoth dan Ostrogoth. Kaum Visigoth, dipimpin oleh Alarik, menyerang kota Roma pada 410 M. Karena hal ini, Honorius memanggil pulang legionnya yang sedang bertugas di Britania dan menyuruh mereka untuk mengabaikan daerah tersebut. Romawi Barat lalu diserang oleh Attila orang Hun, yang pasukannya berasal dari Asia Tengah. Attila dikalahkan pada Pertempuran Chalons di Perancis pada 451 M. Attila meninggal pada 453 M, namun setahun sebelumnya Atilla sempat menghancurkan daerah Aquileia di Italia Utara.

Adalah kaum Ostrogoth yang berhasil menaklukan Kekaisaran Romawi Barat. Pemimpin Ostrogoth, Odoaker, mengangkat dirinya sebagai Raja Italia. Dia juga mengasingkan kaisar terakhir Romawi, Romulus Augustus, ke Campagnia pada 76. Kaum Ostrogoth lainnya, dipimpin oleh Theodorik Agung, menginvasi Italia pada 489 M dan mendirikan kerajaan di Italia utara pada 493 M. Masa pemerintahan Theodorik berakhir pada 526 M, namun legendanya tetap abadi. Theodorik menjadi pahlawan dalam mitologi Norwegia, dan dia dikenal sebagai Dietrich dari Verona (atau Theodorik dari Bern).